Senin, 01 Februari 2010

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN (DEPO PROGESTIN) DENGAN CEPHALGIA DI ......

Landasan Teori

A. Pengertian

Suntik KB 3 bulan adalah kontrasepsi yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntik intramuscular (di daerah bokong).

B. Cara Kerja

Cara kerja kontasepsi suntik 3 bulan (Depo provera) yaitu :

1. Menghalangi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan LH.

2. Merubah lender serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma.

3. Menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan terjadi nidasi.

4. Merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba.

C. Cara Pemberian

Cara pemberian kontrasepsi suntik 3 bulan (Depo provera) yaitu :

1. Waktu pasca persalinan (Post partum)

Dapat diberikan pada hari ke 3 – 5 post partum atau 6 – 8 minggu pada pasca salin asal dipastikan ibu tidak hamil atau belum melakukan cortus.

2. Pasca keguguran (Post abortus)

Dapat diberikan setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus asal ibu tidak hamil.

Depo provera disuntikkan secara ini pada muskulus gluteus agak dalam. Sebelum diberikan obat dikocok dulu sampai seluruh obat kelihatan betul-betul larut dan tercampur. Suntikan diberikan setiap 3 bulan.

D. Efektivitas

Efektivitasnya tinggi, cara pemberiannya sederhana, cukup aman. Angka kegagalannya 0 – 0,8 kehamilan/100 perempuan.

E. Keuntungan

Keuntungan penggunaan kontrasepsi 3 bulan yaitu :

1. Sangat efektif

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

5. Efek samping sedikit

6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7. Membantu mencegah kanker endometrium

8. Mencegah kejadian kanker jinak payudara

9. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

F. Kerugian

Kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan yaitu :

1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

a. Siklus haid yang memendek atau memanjang

b. Perdarahan banyak atau sedikit

c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

d. Tidak haid sama sekali

2. Klien bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali suntikan).

3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

4. tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B atau infeksi HIV.

5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

G. Efek Samping dan Penanganannya

1. Gangguan haid

Penanganannya : Beri pil KB hari I – II masing-masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV 1 x 1 selama 4 – 5 hari (Amenorea).

Jika perdarahan berikan Lynolar 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.

2. Depresi

Penanganan : Berikan vitamin B6 50 mg 1 x 1 tablet.

3. Keputihan

Penanganan : Berikan anti cilioniergi seperti extract belladonna 100 mg, 2 x 1 tablet.

4. Jerawat

Penanganan : berikan vitamin A dan E dosis tinggi.

5. Perubahan berat badan

Penanganan : anjurkan diet dan olahraga teratur.

6. Pusing dan sakit kepala

Penanganan : Berikan paracetamol 3 x 1 sehari sehabis makan.

7. Hematoma

Penanganan ; Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari selanjutnya diganti kompres hangat sampai kembali normal.

H. Indikasi

Indikasi penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu :

1. Usia reproduksi.

2. Telah memiliki anak ataupun belum mempunyai anak.

3. Ingin menggunakan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.

4. Menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi yang sesuai.

5. Post abortus.

6. Anemia defisiensi besi.

7. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

8. Sering lupa menggunakan pil.

9. Mendekati usia menopause.

I. Kontraindikasi

1. Hamil atau dicurigai hamil.

2. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya.

3. Penyakit hati.

4. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

5. Menderita kanker payudara.


DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 2. EGC : Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.


ASUHAN KEBIDANAN

PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN (DEPO PROGESTIN)

DENGAN CEPHALGIA

DI ...........

Pengkajian

No. RMK : 12471

Tanggal : 14 Juli 2009

Jam : 09.45 WITA

A. Data Subjektif

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny.S Tn.W

Umur : 24 tahun 26 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta

Alamat Rumah : Jl. Astoria No.10 Banjarbaru

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan selama menggunakan KB suntik 3 bulan (Depo progestin) ia merasa pusing dan sakit kepala sejak 2 bulan yang lalu. Jadwal suntikan 7 Agustus 2009.

3. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus haid : ± 28 hari

Lamanya : ± 8 hari

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut

Dismenorea : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

No.

Hamil

Persalinan

Nifas

Anak

Tahun

Umur

Komplikasi

Penolong

Tempat

Cara

Keadaan

Komplikasi

Sex

BB/PB

Menyusui

1.

2008

Aterm

Tidak ada

Bidan

Rumah

Spontan

Normal

Tidak ada

2800/48

Ya

5. Riwayat Kesehatan

a. Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti darah tinggi, kencing manis, jantung dan tidak ada menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS.

b. Keluarga

Keluarga tidak ada menderita penyakit keturunan seperti darah tinggi, kencing manis, jantung dan tidak ada menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis maupun HIV/AIDS.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status Perkawinan

Kawin : Ya

Usia kawin : 22 tahun

Lama perkawinan : 2 tahun

Dengan suami sekarang : Ya

Isteri ke berapa dari suami sekarang : Pertama

b. Riwayat Kontrasepsi

Jenis kontrasepsi : Suntik 3 bulan

Lama pemakaian : 2 bulan

Masalah : Pusing dan sakit kepala

c. Data Biologis

1). Pola Nutrisi

Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu

Porsi : 1 piring nasi, 1 mangkok sayur, 1 potong ikan

Frekuensi : 3 x sehari

Masalah : Tidak ada

Pantangan : Tidak ada

2). Personal Hygiene

Frekuensi mandi : 2 x sehari

Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari

Frekuensi ganti pakaian : 2 x sehari

Kebersihan vulva : Setiap kali habis BAK, BAB dan saat mandi ibu selalu mencuci vulva dengan air biasa

3). Pola Aktivitas

Selama menggunakan alat kontrasepsi, ibu tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci dan menyapu.

4). Pola Eliminasi

a. BAB

Frekuensi : 1 x sehari

Warna : Kuning

Konsistensi : Lembek

Masalah : Tidak ada

b. BAK

Frekuensi : 3 – 5 kali sehari

Warna : Kuning

Bau : Amoniak

Masalah : Tidak ada

5). Pola Tidur dan Istirahat

Tidur siang : ± 2 jam (13.00 – 15.00 wita)

Tidur malam : ± 8 jam (20.00 – 05.00 wita)

Masalah : Tidak ada

6). Pola seksual

Frekuensi : 3 x seminggu

Masalah : Tidak ada

7. Data Psikologis

Ibu merasa cemas dan bingung dalam menghadapi keluhannya karena takut kalau terjadi penyakit.

8. Data Spiritual

Ibu tetap melaksanakan sholat 5 waktu, yasinan dan mengikuti pengajian-pengajian.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

b. Tanda-tanda vital

TD : 100/80 mmHg

Nadi : 84 kali/menit

Suhu : 36,7oC

Respirasi : 24 kali/menit

Berat badan : 48 kg

Tinggi badan : 150 cm

2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

Kepala : Rambut hitam, ikal, tidak rontok, tidak ada benjolan abnormal.

Muka : Tidak pucat, tidak tampak oedem, tidak ada jerawat.

Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik dan kelopak mata tidak oedem.

Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret yang keluar.

Telinga : Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak ada cairan dan tidak ada tanda-tanda peradangan.

Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada caries pada gigi.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe serta tidak ada pelebaran vena jugularis.

Mammae : Bentuk simetris, putting menonjol, tidak ada benjolan abnormal.

Abdomen : tidak ada luka sikatrik, terdapat linea alba, tidak ada luka post operasi, tidak ada benjolan abnormal.

Genitalia : Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedem pada tangan dan kaki, tidak ada varises, kuku jari tampak bersih dan tidak pucat.

b. Palpasi

Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.

Muka : Tidak teraba oedem.

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan limfe serta tidak ada pelebaran vena jugularis.

Mammae : Tidak teraba benjolan abnormal.

Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak teraba oedem dan tidak ada varises.

c. Auskultasi

Dada : Denyut jantung 80 kali/menit.

d. Perkusi

Nyeri ginjal : Negatif kanan dan kiri (-/-).

Reflek patella : Positif kanan dan kiri (+/+).

3. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

C. Assasement

Ibu akseptor KB 3 bulan (Depo progestin) dengan cephalgia.

D. Planning

1. Membangun hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dengan cara bersikap ramah dan dopan kepada ibu. Hubungan baik sudah terjalin.

2. Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu TD = 100/80 mmHg, N = 84 kali.menit, S = 36,7oC, R = 24 kali.menit. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

3. Memberikan penjelasan kepada ibu untuk mengurangi kecemasan ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu yaitu sakit kepala merupakan salah satu efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan karena masih dalam penyesuaian hormone dalam tubuh, hal ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya. Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan bergizi seperti sayuran hijau, lauk pauk, buah-buahan dan susu. Ibu berjanji akan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

5. Memastikan kembali kepada ibu untuk tetap menggunakan KB suntik 3 bulan atau ingin mengganti dengan kontrasepsi lainnya. Ibu tetap ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

6. Berkolaborasi dengan bidan untuk memberikan terapi pengobatan untuk mengurangi keluhan ibu dan memberitahu cara meminumnya yaitu paracetamol 3 x 1 sehabis makan.

7. Memberitahu ibu untuk dating kembali pada tanggal suntik atau jika ada keluhan. Ibu mengatakan akan datang kembali pada tanggal suntik atau jika ada keluhan.

8. Mencatat hasil yang dilakukan ke dalam asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan telah dicatat.

Minggu, 24 Januari 2010

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL G¬1P0A0 18 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARIUM TINGKAT 1 DAN ANEMIA SEDANG DI POLI KIA PUSKESMAS

LANDASAN TEORI

1. Hiperemesis Gravidarum

a. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa, serta dapat menyebabkan dehidrasi dan kelaparan, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih 6 minggu setelah haid, sekitar 60 – 80% primigravida dan 40 – 60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG dan serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.

b. Penyebab

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomi pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis, sebagai berikut ;

1). Faktor Predisposisi, yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadan tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2). Faktor Organik, yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolic akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun.

3). Faktor Psikologik, memegang peranan yang penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut pada kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

c. Tanda dan Gejala

Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif. Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu :

1). Tingkat I (Ringan)

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan (BB) turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.

2). Tingkat II (Sedang)

Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan (BB) pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi dan napas berbau aseton.

3). Tingkat III (Berat)

Kesadaran pasien menurun dari samnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan darah makin turun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

d. Diagnosis

Dari anamnesis didapatkan amenore, tanda kehamilan muda dan terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis, sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah menurun atau ada tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan elektrolik darah ditemukan kadar natrium (Na) dan klorida (Cl) turun. Sedangkan pada pemeriksaan urin kadar klorida (Cl) turun dan dapat ditemukan keton.

e. Pengelolaan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu :

1). Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.

2). Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan berupa biskuit, roti kering dengan the hangat saat bangun pagi. Hindari makanan berminyak dan berbumbu, makanan dalam keadaan panas atau dingin.

3). Defekasi (pembuang kotoran atau BAB) yang teratur.

4). Masa-masa mual dan muntah memang masa yang kurang nafsu makan, tapi diupayakan untuk tetap makan. Karena masa-masa awal kehamilan ini adalah masa-masa janin anda tumbuh dan berkembang.

2. Anemia

a. Pengertian

Anemia adalah kondisi dengan kadar Hb dalam darah kurang dari 12 gr % sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar Hb di bawah 11 gr %. Penyebab terjadinya anemia pada saat hamil karena darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang disebut Hipervolemia tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan dimulai sejak 10 minggu dan mencapai puncak dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.

Penyebab anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan mungkin keduanya.

b. Penyebab

Penyebab anemia pada umumnya yaitu :

1). Kurang gizi

2). Kurang zat besi

3). Malabsorpsi

4). Kehilangan banyak darah

5). Penyakit kronik seperti TBC, cacing usus, malaria dan lain-lain.

c. Gejala

Gejala anemia dalam kehamilan yaitu ibu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, anoreksia, konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah terlebih pada hamil muda.

d. Klasifikasi

Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan. Hasil pemeriksaan Hb Sachli dapat digolongkan menjadi :

1). Hb 11 gr % = Tidak anemia

2). Hb 9 – 10 gr % = Anemia ringan

3). Hb 7 – 8 gr % = Anemia sedang

4). Hb < 7 gr % = Anemia berat

Berdasarkan jenisnya anemia dalam kehamilan ternagi dalam beberapa jenis yaitu :

1). Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi yang dapat diberikan melalui :

a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr %/bulan.

b. Terapi Parenteral diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian preparat parental dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2x10 ml/IM dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr %.

2). Anemia Megalobastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan B12. Pengobatannya dengan cara :

a. Asam folik 15 – 30 mg/hari

b. Vitamin B12 3x1 tablet/hari

c. SF 3x1 tablet/hari

3). Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan hipofungsi sum-sum tulang membentuk sel darah merah baru.

4). Anemia Hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Pengobatannya tergantung pada anemia jenis hemolitik serta penyebabnya. Jika disebabkan infeksi mata maka infeksinya diberantas dulu dan diberikan obat penambah darah.

e. Efek Anemia

Efek anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan pengaruh terhadap kehamilan maupun janin. Adapun pengaruh atau efek dari ibu hamil yang menderita anemia yaitu :

1). Pengaruh terhadap kehamilan

a. Abortus

b. Partus lama

c. Pendarahan post partum

d. Atonia uteri

2). Pengaruh terhadap janin

a. Kematian janin

b. Premature

c. Cacat bawaan

d. Kematian perinatal

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous http://www.medicastore/Hiperemesis Gravidarum.co.id. Tanggal 31 Juli 2009.

Mansjoer, Arif dkk. 200. Kapita Selekta Kedokteran, Ed.3, Jilid 1, FKUI : Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.


ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL G­1P0A0 18 MINGGU DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARIUM TINGKAT 1 DAN ANEMIA SEDANG

DI POLI KIA PUSKESMAS SEI BESAR

Pengkajian

No. RMK : 021814

Tanggal : 23 Juli 2009

Jam : 13.15 WITA

A. Data Subjektif

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny.S Tn.D

Umur : 38 tahun 38 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Alamat Bekerja : Tidak ada Tidak menetap

Alamat Rumah : Gg.Petai Banjarbaru

2. Keluhan Utama

Ibu datang ke poli KIA dan mengatakan bahwa sering muntah lebih 10 kali, nafsu makan tidak ada dan nyeri pada ulu hati.

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Riwayat Haid

1). Menarche : ± 13 tahun

2). Siklus haid : ± 28 hari

3). Lama haid : ± 8 hari

4). Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut

5). Dismenore : tidak ada

b. Riwayat Hamil Sekarang

1). HPHT : 14 – 3 – 2009

2). TP : 21 – 12 – 2009

3). Kehamilan ke : 1

4). Mulai merasakan gerakan janin : Pada minggu ke 18

5). ANC

Trimester I

Tempat : Bidan

Frekuensi : 2 x

Masalah : Mual muntah, pusing, letih, lesu

Obat-obatan : SF, Vit.C, B6

Penyuluhan : Anjurkan makanan yang bergizi, makan sedikit tapi sering

Imunisasi : TT1 (20 – 5 – 2009)

Trimester II

Tempat : Puskesmas

Frekuensi : 2 x

Masalah : Mual muntah, pusing, letih, lesu

Obat-obatan : SF, Vit.B6, kalk, B kompleks

Penyuluhan : Anjurkan makan sedikit tapi sering, konsumsi obat

Imunisasi : Belum dilakukan

Trimester III : Belum dilakukan

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti kencing manis, darah tinggi dan penyakit menular seperti TBC, HIV/Aids.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti kencing manis, darah tinggi dan penyakit menular seperti TBC, HIV/Aids dan tidak memiliki riwayat kelahiran kembar.

5. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status Perkawinan

1). Kawin : Ya

2). Usia kawin : 32 tahun

3). Dengan suami sekarang : Ya

4). Istri ke berapa : Pertama

b. Riwayat KB

1). Metode : Suntik 3 bulan

2). Lama : 3 tahun

3). Alasan berhenti : ingin punya anak

c. Data Biologis

1). Pola nutrisi

Jenis makanan : Nasi, sayur, buah-buahan, dan ikan

Porsi : 1 piring nasi, 1 mangkok sayur dan sepotong ikan

Frekuensi : 1 x sehari

Masalah : Ibu tidak nafsu makan

Pantangan : Tidak ada

2). Personal Hygiene

Frekuensi mandi : 2 x sehari

Frekuensi sikat gigi : 2 x sehari

Frekuensi ganti pakaian : 2 x sehari

Kebersihan vulva : Setiap kali habis BAK, BAB dan saat mandi ibu selalu mencuci vulva dengan air biasa

3). Pola Aktivitas

Ibu jarang melakukan aktivitas sehari-hari seperti menyapu, mencuci dan memasak karena ibu merasa cepat lelah dan pusing.

4). Pola Eliminasi

a. BAB

Frekuensi : 1 x sehari

Warna : Kuning

Konsistensi : Lunak

Masalah : Tidak ada

b. BAK

Frekuensi : 4 – 5 x sehari

Warna : Kuning

Bau : Amoniak

Masalah : Tidak ada

5). Pola tidur dan istirahat

Tidur siang : ± 2 jam/hari (13.00 – 14.00)

Tidur malam : ± 6 jam/hari (22.00 – 05.00)

Masalah : Tidak ada

6). Pola seksual

a. Sebelum hamil

Frekuensi : 4 x seminggu

Masalah : Tidak ada

b. Saat hamil

Frekuensi : 1 x seminggu

Masalah : Ibu merasa cepat lelah

6. Data Psikologis

Ibu dan suami merasa senang atas kehamilan pertama ini dan keluarga selalu memberikan dukungan kepada ibu.

7. Data Spiritual

Selama hamil, ibu tetap melakukan sholat dan ibadah lainnya.

8. Data Sosial Budaya

Tidak ada adat istiadat dalam keluarga yang membahayakan kehamilan dan biasanya dilakukan adat mandi-mandi 7 bulanan nantinya.

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

2. Tanda-tanda Vital

a. TD : 100/80 mmHg

b. Nadi : 100 x/menit

c. Suhu : 37oC

d. Pernapasan : 20 x/menit

e. BB sebelum hamil : 47 kg

f. BB saat hamil : 45 kg

g. Tinggi badan : 148 cm

h. LILA : 23,5 cm

3. Pemeriksaan Kebidanan

a. Inspeksi

Kepala : Rambut terlihat bersih, hitam dan tidak rontok, tidak ada benjolan abnormal

Muka : Tampak pucat, tidak oedem dan tidak ada cloasma gravidarum

Mata : Bentuk simetris, konjungtiva pucat, skellera tidak ikberik dan kelopak mata tidak oedem.

Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret yang keluar

Telinga : Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak ada keluar cairan dan tidak ada tanda-tanda peradangan.

Mulut : Bibir tidak skinosis, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, gigi tidak ada caries.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Mammae : Bentuk simetris, putting menonjol, tidak ada pengeluaran colostrums, tidak terlihat adanya benjolan abnormal.

Abdomen : Tidak ada luka sikatrik, tidak ada striae gravidarum, tidak ada luka post operasi, terdapat linea nigra dan perut membesar sesuai dengan usia kehamilan.

Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada indikasi.

Ekstremitas : Kedua tangan dan kaki terlihat bersih, tidak oedem, tidak ada varises, kuku jari terlihat pucat.

b. Palpasi

Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal

Muka : Tidak teraba oedem

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis.

Mammae : Tidak teraba benjolan abnormal.

Abdomen

a. Leopold I : Tinggi fundus uteri di tengah antara simpisis dan pusat.

b. Leopold II : Tidak dilakukan

c. Leopold III : Tidak dilakukan

d. Leopold IV : Tidak dilakukan

Ekstremitas : Kedua tangan dan kaki tidak teraba oedem dan tidak teraba varises.

c. Auskultasi

DJJ : Belum terdengar

d. Perkusi

Nyeri Ginjal : Negatif kiri dan kanan (-/-)

Reflek Patella : Positif kiri dan kanan (+/+)

e. Pemeriksaan Penunjang

HB : 7,8 gr %

Golongan darah : O

Albumin : Negatif (-)

C. Assasement

Ibu G­1P0A0 hamil 18 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I dan anemia sedang.

D. Planning

1. Menjalin hubungan baik dan saling percaya antara bidan dan ibu, bersikap ramah, sopan terbuka dan mendengarkan segala keluhan ibu. Hubungan baik sudah terjalin.

2. Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu : TO = 100/80, nadi = 100 x/menit, suhu 37oC, tinggi fundus uteri ditengah simpisis dan pusat, besarnya sesuai usia kehamilan.

3. Menjelaskan kepada ibu penyebab hiperemesis gravidarum dan anemia yaitu hiperemesis gravidarum disebabkan meningkatnya hormone estrogen pada kehamilan sehingga tubuh perlu untuk menyesuaikan keadaan dan dapat terjadi berbulan sedangkan anemia disebabkan karena gizi kurang karena kurang mengkonsumsi banyak makanan bergizi terutama zat besi yang berasal dari hewan, kebutuhan meningkat saat hamil. Ibu sudah mengerti mengenai penyebab yang terjadi pada dirinya.

4. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil tapi sering, waktu bangun tidur tidak langsung bangun dari tempat tidur tetapi anjurkan makan roti atau biskuit dengan teh hangat, menghindari makanan berminyak dan banyak lemak. Banyak mengkonsumsi makanan seperti sayuran hijau dan ikan. Ibu bersedia melakukan anjuran.

5. Berkolaborasi dengan bidan memberikan pengobatan dan menjelaskan cara meminumnya, yaitu ;

a). B kompleks, dosis 3 x 1 tablet/hari untuk menambah nafsu makan.

b). Vit. B12, dosis 3 x 1 tablet/hari untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

c). Kalk, dosis 3 x 1 tablet/hari untuk menambah kalsium.

d). Antacid, dosis 3 x 1 tablet/hari untuk mengurangi mual muntah.

e). Sf, dosis 1 x 1 sehari untuk menambah darah.

6. Menganjurkan ibu dating kembali 1 bulan berikutnya atau kapan saja jika ibu memiliki keluhan. Ibu berjanji akan dating kembali sesuai dengan anjuran yang diberikan.

7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan ke dalam asuhan kebidanan. Hasil telah didokumentasikan.